Dewan-Dewan Rakyat dalam Praktik

Catatan Penerjemah

Tulisan tentang bagaimana Dewan-Dewan Rakyat bekerja pada masa Revolusi Rusia ini, diterjemahkan dari John Reed, “Soviets in Action”, yang diterbitkan di majalah The Liberator pada Oktober 1918. John Reed (1887-1920) adalah seorang jurnalis dan aktivis sosialis Amerika Serikat. Ia terkenal dengan liputan langsungnya atas Revolusi Rusia yang diterbitkan dalam bentuk buku pada 1919 dengan judul Sepuluh Hari yang Mengguncang Dunia.

Dalam tulisan ini, Reed menggunakan kalender Gregorius―yang umum dipakai sekarang―untuk penanggalan revolusi Rusia. Sementara Rusia pada 1917 masih menggunakan kalender Julius. Itu kenapa Reed menyebut “revolusi Maret” dan “revolusi November” untuk apa yang biasa kita kenal dengan “revolusi Februari” dan “revolusi Oktober.” Bulan Februari dan Oktober dalam kalender Julius sama dengan bulan Maret dan November dalam kalender Gregorius. Adapun Rusia baru mengadopsi kalender Gregorius pada 1918.

Revolusi Rusia 1917 sendiri biasa dibagi menjadi dua fase. Fase pertama adalah penggulingan Tsar Nicholas II dan pembentukan Pemerintahan Sementara oleh Duma―semacam parlemen Rusia. Pemerintahan Sementara didominasi oleh kaum borjuis, tetapi ada juga beberapa aktivis sosialis yang masuk ke dalamnya, seperti A.F. Kerensky. Pada masa ini, juga tumbuh Dewan-Dewan Rakyat. Fase pertama ini, karena terjadi pada Februari 1917 menurut kalender Julius, biasa disebut sebagai “Revolusi Februari.”

Pada April 1917, Menteri Luar Negeri Pemerintahan Sementara P.N. Milyukov mengirim surat ke negara-negara Sekutu, menyatakan bahwa pemerintahan sementara akan menghormati perjanjian yang sudah dibuat sebelumnya antara Tsar dengan Inggris dan Prancis untuk berada di kubu Sekutu dalam Perang Dunia I. Aksi-aksi pekerja dan tentara yang menentang perang pun meledak di Rusia. Menteri Luar Negeri Milyukov dan Menteri Perang A.I. Guchkov akhirnya mengundurkan diri.  

Setelah itu, Pemerintahan Sementara menawarkan kepada Dewan Rakyat Petrograd untuk membentuk pemerintahan koalisi. Kaum Bolshevik menolaknya, tetapi kalah suara dalam rapat-rapat Dewan Rakyat Petrograd. Pada Mei 1917, Dewan Rakyat Petrograd menerima tawaran Pemerintahan Sementara. Enam aktivis sosialis―dari Menshevik, Partai Sosialis Revolusioner dan Partai Rakyat Sosialis―menjadi menteri dan pemerintahan koalisi pun terbentuk.

Tapi, pemerintahan koalisi tampak enggan menghentikan perang. Pada bulan Juni 1917, Kerensky yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perang, melancarkan serangan ke pasukan Austria dan Jerman di Galisia. Meski awalnya tampak sukses, tetapi pasukan Austria dan Jerman melakukan serangan balik dan maju sampai Ukraina. Pasukan Rusia pun babak belur dalam pertempuran ini.

Berlanjutnya perang dan krisis ekonomi membuat rakyat pekerja dan tentara Rusia semakin frustrasi. Sementara itu, Bolshevik tampil sebagai satu-satunya partai sosialis yang bersih dari kebijakan perang karena tidak bergabung dengan pemerintahan koalisi. Pengaruhnya pun meluas di kalangan rakyat pekerja Rusia. Pada Oktober 1917, pemerintahan koalisi digulingkan oleh Dewan-Dewan Rakyat dan kaum Bolshevik. Inilah fase kedua Revolusi Rusia, yang karena terjadi di bulan Oktober menurut kalender Julius, biasa disebut sebagai “Revolusi Oktober.”

Terjemahan tulisan Reed ini merespon kemunculan aspirasi pembentukan Dewan-Dewan Rakyat dalam beberapa aksi menentang Omnibus Law. Harapannya, terjemahan ini bisa ikut membantu mengembangkan pengetahuan tentang demokrasi partisipatoris di kalangan aktivis progresif Indonesia, khususnya generasi mudanya. Sistem Dewan-Dewan Rakyat, berbeda dengan sistem demokrasi liberal ala kapitalis, tidak membatasi partisipasi rakyat hanya secara formal di ranah politik, tapi memperluasnya sampai ke urusan pengelolaan sumber daya ekonomi.

Dewan-Dewan Rakyat dalam Praktik

John Reed

Di antara semua paduan suara cercaan dan pernyataan palsu yang diarahkan terhadap Dewan-Dewan Rakyat di Rusia oleh pers kapitalis, terdapat jeritan panik yang mengatakan: ‘Tidak ada pemerintahan di Rusia! Tidak ada organisasi di antara para pekerja Rusia! Itu tidak akan jalan! Itu tidak akan jalan!’

Ada alasan kenapa fitnah itu muncul.

Seperti yang diketahui oleh semua kalangan sosialis yang sejati, dan seperti kesaksian yang dapat kita berikan sebagai orang yang telah melihat Revolusi Rusia, hari ini di Moskow dan seluruh kota besar dan kecil di tanah Rusia, terdapat sebuah struktur politik yang sangat kompleks, yang ditegakkan oleh mayoritas rakyat dan berfungsi sama baiknya dengan pemerintahan rakyat lain yang baru lahir. Begitu pula, para pekerja Rusia telah membentuk dari kebutuhan dan tuntutan hidup mereka sebuah organisasi ekonomi yang berkembang menjadi sebuah demokrasi industrial yang sejati.

Negara Soviet didasarkan pada Dewan-Dewan Pekerja dan Dewan-Dewan Petani. Dewan-Dewan ini―institusi yang menjadi ciri khas Revolusi Rusia―muncul pada 1905, ketika selama pemogokan umum pekerja yang pertama, organisasi-organisasi buruh dan pabrik di Petrograd mengirimkan delegasi mereka ke sebuah Komite Pusat. Komite Pemogokan ini dinamakan Dewan Deputi Pekerja. Dewan ini menyerukan pemogokan umum kedua pada musim gugur 1905, mengirim organizer ke seluruh Rusia, dan untuk jangka waktu pendek diakui oleh Pemerintahan Kekaisaran Rusia sebagai juru bicara resmi kelas pekerja Rusia yang revolusioner.

Akibat kegagalan Revolusi 1905, anggota Dewan melarikan diri atau dikirim ke Siberia. Namun, karena jenis persatuan ini sangat efektif sebagai sebuah organ politik, semua partai revolusioner memasukkan pembentukan Dewan Deputi Pekerja dalam rencana mereka untuk pemberontakan berikutnya.

Pada Maret 1917, ketika di hadapan seluruh rakyat Rusia yang bangkit seperti air laut, Tsar turun tahta dan Pangeran Agung Michael[1] menolak naik tahta, dan Duma dengan setengah hati dipaksa mengambil kendali pemerintahan, Dewan Deputi Pekerja muncul kembali sepenuhnya. Dalam beberapa hari, Dewan itu membesar sampai mencakup delegasi Tentara, dan dinamakan Dewan Deputi Pekerja dan Tentara. Kecuali Kerensky, Komite Duma terdiri dari kaum borjuis, dan tidak memiliki hubungan apa pun dengan massa yang revolusioner. Pertempuran harus dilakukan, ketertiban harus dipulihkan, dan lini depan harus dijaga. Anggota Duma tidak bisa mengeksekusi tugas-tugas ini; mereka dipaksa untuk memohon kepada para perwakilan pekerja dan tentara―dengan kata lain, kepada Dewan. Dewan mengambilalih kerja Revolusi, mengkoordinasikan aktivitas rakyat, memelihara ketertiban. Lebih jauh lagi, Dewan mengemban tugas memastikan Revolusi tidak dikhianati oleh kaum borjuis.

Sejak momen di mana Duma dipaksa untuk memohon kepada Dewan, ada dua pemerintahan di Rusia dan dua pemerintahan ini berjuang untuk penguasaan sampai November 1917, ketika Dewan-Dewan Rakyat, yang dikendalikan oleh kaum Bolshevik, menggulingkan pemerintahan koalisi.

Di sanalah, seperti yang sudah saya katakan, ada Dewan-Dewan Deputi Pekerja dan Tentara. Tidak lama kemudian, muncul Dewan-Dewan Deputi Petani. Di sebagian besar kota, Dewan-Dewan Pekerja dan Tentara bertemu, mereka juga menyelenggarakan Kongres Seluruh-Rusia mereka bersama-sama. Meskipun demikian, Dewan-Dewan Petani dibuat menjauh oleh elemen-elemen reaksioner yang mengendalikannya, dan tidak bergabung dengan pekerja dan tentara sampai revolusi November dan pendirian Pemerintahan Soviet.

DEWAN RAKYAT didasarkan secara langsung pada pekerja di pabrik dan petani di tanah pertanian. Pada awalnya, delegasi Dewan Pekerja, Tentara dan Petani dipilih dengan aturan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan dan penduduk di daerah yang berbeda-beda. Di beberapa desa, para petani memilih satu delegasi dari setiap lima puluh pemilih. Tentara yang berada di garnisun diberikan sejumlah tertentu delegasi untuk setiap resimen, terlepas dari kekuatannya; tentara yang berada di medan perang punya metode berbeda dalam memilih Dewan-Dewan mereka. Adapun pekerja di kota-kota besar, mereka dengan cepat menemukan bahwa Dewan-Dewan mereka menjadi gemuk dan sulit beroperasi kecuali delegasi dibatasi menjadi satu delegasi untuk setiap lima ratus orang. Dengan cara yang sama, dua Kongres pertama Dewan Rakyat Seluruh-Rusia didasarkan secara kasar pada satu delegasi untuk setiap dua puluh lima ribu pemilih, tetapi pada kenyataannya, para delegasi mewakili konstituen dengan jumlah yang berbeda-beda.

Sampai Februari 1918, siapa pun bisa memilih delegasi untuk Dewan-Dewan Rakyat. Bahkan jika kaum borjuis mengorganisir dan menuntut perwakilan di Dewan-Dewan Rakyat, mereka akan mendapatkannya. Misalnya, selama Pemerintahan Sementara berkuasa, ada perwakilan borjuis di Dewan Rakyat Petrograd―seorang delegasi dari Serikat Kaum Profesional yang terdiri dari dokter, pengacara, guru, dll.

Pada Maret lalu, konstitusi Dewan-Dewan Rakyat dibuat dengan rinci dan diterapkan secara universal. Konstitusi itu membatasi hak pilih kepada: penduduk Republik Sosialis Rusia baik laki-laki maupun perempuan yang telah berumur delapan belas tahun pada hari pemilihan; semua yang mendapatkan kebutuhan hidupnya melalui kerja yang produktif dan berguna bagi masyarakat dan yang menjadi anggota serikat buruh. Yang tidak mempunyai hak pilih adalah: pengusaha yang mendapatkan laba; orang-orang yang hidup dari kenaikan nilai tanah tanpa mengolahnya; pedagang dan agen bisnis swasta; pemimpin agama yang hidup dari komunitas agamanya; mantan anggota kepolisian dan gendarmerie[2]; mantan dinasti yang berkuasa; mereka yang memiliki penyakit kejiwaan; orang tuna rungu dan tuna wicara; dan mereka yang dihukum karena perbuatan yang hina dan egois.

Sejauh menyangkut petani, tiap seratus petani di desa memilih satu perwakilan untuk Dewan Kelurahan atau Volost. Dewan Volost ini mengirim delegasi ke Dewan Kabupaten atau Uyezd, yang pada gilirannya mengirim delegasi ke Dewan Provinsi atau Oblast, ke dalam mana juga dipilih delegasi dari Dewan Pekerja di kota-kota besar.

Dewan Deputi Pekerja dan Tentara Petrograd, yang beroperasi ketika saya di Rusia, bisa menjadi contoh bagaimana unit pemerintahan kota berfungsi di bawah negara sosialis. Dewan itu terdiri dari 1200 deputi dan dalam keadaan normal menyelenggarakan rapat paripurna setiap dua minggu sekali. Sementara itu, Dewan memilih Komite Eksekutif Pusat yang beranggotakan 110 orang berdasarkan proporsionalitas partai, dan Komite Eksekutif Pusat ini dengan undangan menambah ke dalam dirinya delegasi dari komite pusat semua partai politik, dari komite pusat serikat-serikat profesional, komite pekerja pabrik, dan organisasi-organisasi demokratis lainnya.

Selain Dewan Kota besar, ada juga Dewan Distrik atau Rayori. Ini terdiri dari deputi yang dipilih dari setiap distrik untuk Dewan Kota, dan mengelola bagian kota mereka. Tentunya, di beberapa distrik tidak ada pabrik, dan karena itu biasanya tidak ada perwakilan distrik tersebut baik di Dewan Kota ataupun di Dewan Distrik mereka sendiri. Tetapi sistem Dewan-Dewan Rakyat sangat fleksibel, dan jika tukang masak dan pramusaji, atau tukang sapu jalanan, atau tukang kebun, atau supir taksi di distrik itu mengorganisir dan menuntut perwakilan, mereka boleh memilih delegasi mereka sendiri.

Pemilihan delegasi didasarkan pada sistem perwakilan proporsional, yang berarti partai-partai politik direpresentasikan dalam proporsi yang sama dengan jumlah pemilih di seluruh kota. Dan adalah partai dan program yang dipilih―bukan calon. Para calon ditunjuk oleh komite pusat partai-partai politik, yang bisa mengganti mereka dengan anggota partai yang lain. Begitu pula, delegasi tidak dipilih untuk masa jabatan tertentu, tetapi bisa diturunkan kapan saja.

Tidak ada lembaga politik lain yang lebih sensitif dan responsif terhadap kehendak rakyat. Dan hal ini diperlukan, karena pada masa revolusi, kehendak rakyat berubah-ubah dengan sangat cepat. Misalnya, selama minggu pertama Desember 1917, ada parade dan aksi-aksi mendukung Majelis Konstituante[3]―yang artinya menentang kekuasaan Soviet. Salah satu parade ini ditembaki oleh beberapa orang Garda Merah[4] yang tidak bertanggung jawab, dan beberapa orang terbunuh. Reaksi terhadap kekerasan bodoh ini langsung terjadi. Dalam dua belas jam, komposisi Dewan Rakyat Petrograd berubah. Lebih dari selusin deputi Bolshevik diturunkan dan diganti dengan Menshevik. Diperlukan waktu tiga minggu sebelum sentimen publik mereda―sebelum deputi Menshevik dipensiunkan satu per satu dan Bolshevik dipilih kembali.

SETIDAKNYA dua kali dalam setahun, delegasi untuk Kongres Dewan-Dewan Rakyat Seluruh-Rusia dipilih dari seluruh Rusia. Secara teoretis, para delegasi ini dipilih oleh pemilihan rakyat yang bersifat langsung: dari provinsi, satu delegasi untuk setiap seratus dua puluh lima ribu pemilih―dari kota-kota, satu delegasi untuk setiap dua puluh lima ribu pemilih; meskipun demikian, dalam praktiknya, para delegasi itu biasanya dipilih oleh Dewan-Dewan Rakyat provinsi dan kota. Sebuah sidang luar biasa dari Kongres bisa diselenggarakan kapan saja atas inisiatif dari Komite Eksekutif Pusat Seluruh-Rusia, atau atas permintaan Dewan-Dewan Rakyat yang mewakili sepertiga dari seluruh populasi pekerja di Rusia.

Forum ini, yang terdiri dari sekitar dua ribu delegasi, bertemu di ibu kota dalam bentuk sebuah Dewan Rakyat yang besar, dan menetapkan dasar-dasar kebijakan nasional. Forum ini memilih sebuah Komite Eksekutif Pusat, yang sama seperti Komite Pusat Dewan Rakyat Petrograd, mengundang delegasi dari komite pusat semua organisasi demokratis.

Komite Eskekutif Pusat dari Dewan-Dewan Rakyat yang diperluas ini adalah parlemen dari Republik Rusia. Lembaga itu terdiri dari sekitar tiga ratus lima puluh orang. Ia merupakan otoritas tertinggi di antara Kongres-Kongres Seluruh-Rusia; ia tidak boleh bertindak di luar garis yang ditetapkan oleh Kongres terakhir; dan ia bertanggung jawab penuh atas semua tindakannya kepada Kongres berikutnya. Misalnya, Komite Eksekutif Pusat bisa dan memang memerintahkan agar perjanjian damai dengan Jerman ditandatangani. Tetapi, ia tidak bisa membuat perjanjian ini mengikat Rusia. Hanya Kongres Seluruh Rusia yang memiliki kewenangan untuk meratifikasi perjanjian itu.

Komite Eksekutif Pusat memilih dari kalangannya sendiri sebelas Komisar untuk menjadi ketua komite-komite yang bertanggung jawab atas cabang-cabang pemerintahan yang berbeda, sebagai ganti dari menteri. Komisar-Komisar ini bisa diturunkan kapan pun. Mereka bertanggung jawab penuh kepada Komite Eksekutif Pusat. Para Komisar memilih seorang ketua. Sejak Pemerintahan Soviet dibentuk, ketua ini―atau Perdana Menteri―adalah Nicolai Lenin. Jika kepemimpinannya tidak memuaskan, Lenin dapat diturunkan kapan saja oleh delegasi massa dari rakyat Rusia, atau oleh rakyat Rusia secara langsung dalam waktu beberapa minggu saja.

Fungsi utama Dewan-Dewan Rakyat adalah mempertahankan dan mengkonsolidasikan Revolusi. Mereka mengekspresikan kehendak politik dari massa, bukan hanya pada Kongres-Kongres Seluruh-Rusia untuk seluruh negeri, tetapi juga di daerah-daerah mereka sendiri, di mana mereka secara praktis menjadi otoritas yang tertinggi. Desentralisasi ini ada karena adalah Dewan-Dewan Rakyat daerah yang membentuk pemerintahan pusat, dan bukan pemerintahan pusat yang membentuk Dewan-Dewan Rakyat daerah. Meskipun demikian, terlepas dari adanya otonomi daerah, keputusan-keputusan Komite Eksekutif Pusat dan perintah para Komisar sah di seluruh negeri, karena di bawah Republik Soviet, tidak ada kepentingan privat atau golongan tertentu yang dilayani, tujuan Revolusi adalah sama di mana-mana.

Para pengamat yang kekurangan informasi, kebanyakan dari intelektual kelas menengah, gemar berkomentar bahwa mereka mendukung Dewan-Dewan Rakyat, tapi menentang Bolshevik. Ini adalah sebuah absurditas. Benar bahwa Dewan-Dewan Rakyat adalah organisasi perwakilan kelas pekerja yang paling sempurna, tetapi mereka juga merupakan senjata dari kediktatoran proletariat, kepada mana semua partai anti-Bolshevik menentang dengan keras. Jadi, kepatuhan rakyat terhadap kebijakan kediktatoran proletariat tidak hanya diukur dari jumlah keanggotaan Partai Bolshevik―sekarang sudah dinamakan Partai Komunis―tetapi juga diukur dari pertumbuhan dan aktivitas Dewan-Dewan Rakyat daerah di seluruh Rusia.

Contoh paling mencolok dari hal ini terlihat di antara para petani, yang tidak mengambil kepemimpinan revolusi, dan yang kepentingan primitif dan hampir eksklusifnya adalah penyitaan perkebunan-perkebunan besar. Pada awalnya, Dewan-Dewan Deputi Petani praktis tidak mempunyai fungsi apa pun kecuali mengurus solusi atas persoalan tanah. Adalah kegagalan solusi tanah di bawah pemerintahan koalisi yang mengalihkan perhatian massa besar petani kepada alasan sosial di balik kegagalan ini―itu, ditambah dengan propaganda tanpa henti dari sayap kiri Partai Sosialis Revolusioner[5] dan kaum Bolshevik, serta kembalinya para tentara revolusioner ke pedesaan.

Partai tradisional kaum tani adalah Partai Sosialis Revolusioner. Massa besar petani yang lembam, yang satu-satunya kepentingannya hanyalah atas tanah mereka, dan yang tidak memiliki stamina tempur serta inisiatif politik, pada awalnya menolak berurusan dengan Dewan-Dewan Rakyat. Akan tetapi, para petani yang berpartisipasi di Dewan-Dewan Rakyat dengan cepat terbuka matanya pada gagasan kediktatoran proletariat. Dan mereka, hampir tanpa kecuali, bergabung dengan Sayap Kiri Partai Sosialis Revolusioner dan menjadi pejuang dari pemerintahan Soviet.

Di Komisariat Pertanian di Petrograd, bergantung sebuah peta Rusia yang ditaburi dengan pin berkepala merah. Tiap pin berkepala merah ini merepresentasikan satu Dewan Deputi Petani. Ketika saya pertama kali melihat peta itu, tergantung di markas lama Dewan-Dewan Petani di Fontanka 6, titik-titik merah itu tersebar secara jarang-jarang di negeri yang luas, dan jumlahnya juga tidak bertambah. Pada delapan bulan pertama revolusi, terdapat volost, uyezd, bahkan keseluruhan provinsi di mana hanya ada satu atau dua kota besar yang memperlihatkan adanya Dewan Petani, dan mungkin juga desa-desa yang berserakan. Meski demikian, setelah Revolusi November, Anda bisa melihat seluruh Rusia menjadi lebih merah di hadapan mata Anda, ketika desa demi desa, kabupaten demi kabupaten, provinsi demi provinsi, terbuka matanya dan membentuk Dewan Petani mereka.

Pada saat pemberontakan Bolshevik, sebuah Majelis Konstituante yang mayoritas isinya anti-Soviet bisa terpilih; sebulan kemudian, hal itu menjadi mustahil. Saya menyaksikan tiga Konvensi Petani Seluruh-Rusia di Petrograd. Para delegasi tiba―mayoritas dari mereka adalah Sayap Kanan Partai Sosialis Revolusioner. Mereka bertemu dalam sidang―dan sidang-sidangnya selalu sangat keras―di bawah kepemimpinan kaum konservatif semacam Avksentiev dan Peshekhanov. Dalam beberapa hari, mereka bergeser ke kiri dan didominasi oleh kaum pseudo-radikal seperti Tchernov. Beberapa hari kemudian, mayoritas peserta menjadi sangat radikal dan Maria Spiridonova dipilih sebagai ketua. Lalu, minoritas konservatif memisahkan diri dan menyelenggarakan konvensi sempalan, yang dalam beberapa hari menyusut dan bubar. Dan forum utamanya mengirim delegasi untuk bergabung dengan Dewan-Dewan Rakyat di Smolny. Hal semacam ini terjadi setiap saat.

Saya tidak pernah lupa dengan Konferensi Petani yang diadakan menjelang akhir November, dan bagaimana Tchernov bertarung untuk kendali dan kalah, dan prosesi menakjubkan dari kaum proletariat tanah yang rambutnya beruban, yang berbaris melalui jalan-jalan bersalju menuju Smolny sambil menyanyi dengan panji-panji merah mereka berkibar ditiup angin kencang. Saat itu adalah malam yang gelap. Di tangga Smolny, ratusan pekerja menunggu untuk menyambut saudara petani mereka, dan di tengah cahaya remang kedua massa bergerak, yang satu ke bawah, yang satu ke atas, bergegas bersama dan berpelukan, menangis terharu, dan bersorak.

Dewan-Dewan Rakyat bisa mengeluarkan keputusan yang berdampak pada perubahan ekonomi secara mendasar, tetapi keputusan ini mesti dijalankan oleh organisasi-organisasi rakyat di daerah. Penyitaan dan pembagian tanah, misalnya, diserahkan kepada Komite Tanah Petani. Komite Tanah ini dipilih oleh petani atas saran dari Pangeran Lvov, perdana menteri pertama Pemerintahan Sementara. Beberapa penyelesaian masalah tanah tidak bisa dihindari, di mana tanah-tanah perkebunan besar harus dipecah-pecah dan didistribusikan kepada para petani. Pangeran Lvov menyarankan para petani untuk memilih Komite-Komite Tanah, yang seharusnya tidak hanya menentukan kebutuhan pertanian mereka, tetapi juga mensurvei dan membuat penilaian terhadap tanah-tanah perkebunan. Namun, ketika Komite Tanah ini hendak berfungsi, para tuan tanah menahan mereka.

Ketika Dewan-Dewan Rakyat mengambilalih kekuasaan, tindakan pertamanya adalah mengumumkan Peraturan Tanah. Peraturan Tanah ini sama sekali bukan proyek Bolshevik, tetapi program dari Sayap Kanan (atau moderat) Partai Sosialis Revolusioner, yang disusun berdasarkan pernyataan beberapa ratus petani. Peraturan ini menghapus selamanya hak pribadi atas tanah atau sumber daya alam di Rusia, dan menyerahkan kepada Komite-Komite Tanah tugas untuk membagikan tanah kepada para petani, sampai Majelis Konstituante menyelesaikan persoalan ini. Setelah Majelis Konstituante dibubarkan, Peraturan itu dibuat final.

Di luar beberapa dalil umum itu, dan bagian yang mengatur perpindahan kelebihan penduduk di lingkungan yang padat, rincian penyitaan dan distribusi diserahkan sepenuhnya kepada Komite Tanah setempat. Kalagayev, Komisar Pertanian pertama membuat seperangkat aturan yang rinci untuk memandu para petani dalam tindakan mereka. Tetapi Lenin, dalam pidatonya di hadapan Komite Eksekutif Pusat, membujuk pemerintah untuk membiarkan para petani mengurus urusan itu dengan cara yang revolusioner, dan hanya memberikan saran kepada para petani miskin untuk bersatu melawan petani kaya. ('Biarkanlah tiap sepuluh petani miskin melawan satu petani kaya', kata Lenin)

Tentu saja, tidak ada petani yang dapat memiliki tanahnya, tetapi tetap saja, ia bisa mengambil tanah yang menjadi haknya dan memperlakukannya sebagai milik pribadinya. Namun, kebijakan pemerintah yang bertindak melalui Komite Tanah setempat, adalah melemahkan kecenderungan ini. Petani yang ingin menjadi tuan tanah privat bisa melakukannya, tetapi mereka tidak akan dibantu oleh pemerintah. Sebaliknya, petani yang bertani di bawah koperasi diberikan kredit, benih, peralatan dan pelatihan teknik modern.

Dalam Komite Tanah, terdapat ahli pertanian dan kehutanan. Untuk mengkoordinasikan praktik Komite-Komite lokal, sebuah badan pusat dipilih dari mereka, dikenal dengan nama Komite Tanah Utama, yang berkedudukan di ibu kota dan berhubungan erat dengan Komisariat Pertanian.

KETIKA Revolusi Maret pecah, pemilik dan pengelola banyak pabrik industri pergi meninggalkan pabriknya atau diusir oleh para pekerja. Di pabrik-pabrik pemerintah, di mana pekerja sudah lama berada di bawah kekuasaan para birokrat yang tidak bertanggung jawab dan ditunjuk oleh Tsar, inilah yang khususnya terjadi.

Tanpa superintendent, mandor, dan dalam banyak kasus insinyur serta akuntan, para pekerja menemukan diri mereka dihadapkan pada pilihan terus menjalankan pabrik atau kelaparan. Sebuah komite dibentuk, satu delegasi dari setiap ‘lantai kerja’ atau departemen; komite ini mencoba menjalankan pabrik. Tentu saja, pada awalnya rencana ini tampak tanpa harapan. Fungsi departemen yang berbeda-beda bisa dikoordinasikan dengan cara ini, tetapi kurangnya keahlian teknik di pihak pekerja menghasilkan beberapa hasil yang buruk.

Akhirnya, ada satu pertemuan komite di salah satu pabrik, di mana seorang pekerja berdiri dan mengatakan: ‘Kawan, kenapa kita harus khawatir? Persoalan keahlian teknik bukan persoalan yang pelik. Ingat, si bos pun dulu bukan seorang ahli teknik; si bos tidak mengerti mesin atau kimia atau pembukuan. Apa yang dilakukannya hanyalah memiliki. Ketika ia memerlukan bantuan teknik, ia mempekerjakan orang untuk melakukannya bagi dia. Nah, sekarang kita bosnya. Mari kita pekerjakan insinyur, akuntan, dan seterusnya―untuk bekerja bagi kita!’

Di pabrik-pabrik pemerintah, masalahnya relatif sederhana, karena Revolusi secara otomatis menyingkirkan 'bos' dan tidak pernah benar-benar menggantikannya dengan yang lain. Tetapi, ketika Komite Pekerja Pabrik menyebar ke pabrik-pabrik milik swasta, mereka diperangi dengan keras oleh para pemilik pabrik, yang sebagian besar membuat kontrak dengan serikat-serikat pekerja.

Begitu pula, di pabrik-pabrik swasta, komite pekerja pabrik muncul dari kebutuhan. Setelah tiga bulan pertama Revolusi, selama mana organisasi-organisasi proletariat dan kelas menengah bekerja bersama dalam sebuah harmoni yang utopis, para kapitalis industrial mulai takut dengan ambisi dan kekuasaan yang tumbuh dari organisasi-organisasi pekerja―sama seperti para tuan tanah di pedesaan takut dengan Komite Tanah, dan para perwira takut dengan komite-komite tentara dan Dewan-Dewan Rakyat. Sekitar paruh pertama bulan Juni, seluruh kaum borjuis memulai operasi yang kurang lebih disadari untuk menghambat Revolusi dan menghancurkan organisasi-organisasi demokratis. Dimulai dari Komite Pekerja Pabrik, para pemilik industri berencana untuk menyapu bersih segalanya, termasuk Dewan-Dewan Rakyat. Tentara dibuat mengalami disorganisasi, perbekalan dan amunisi serta makanan dialihkan darinya, dan posisi aktual tentara Rusia diberitahukan kepada Jerman―seperti Riga; di pedesaan, para petani dibujuk untuk menimbun gandum mereka, dan diprovokasi untuk melakukan kekacauan, yang menjadi dalih bagi para Cossack[6] untuk 'memulihkan perdamaian’; dan di industri, lebih penting dari segalanya, mesin-mesin dan operasi pabrik itu sendiri disabotase, transportasi terus dirusak, dan tambang batu bara, tambang logam serta sumber-sumber bahan baku dibuat serusak mungkin. Upaya apa pun dilakukan untuk menutup pabrik dan membuat lapar para pekerja agar mereka kembali tunduk kepada rezim industri yang lama.

Menghadapi hal ini, para pekerja dipaksa untuk melawan. Komite Pekerja Pabrik muncul di mana-mana dan melakukan pengambilalihan. Pada awalnya, tentu saja para pekerja Rusia membuat kesalahan yang menggelikan, seperti yang diberitahukan kepada dunia berulang kali. Mereka menuntut upah yang mustahil dipenuhi―mereka berupaya menjalankan proses manufaktur yang secara ilmiah sulit tanpa pengalaman memadai; dalam beberapa kasus, mereka bahkan meminta bos mereka untuk kembali dengan syarat-syaratnya sendiri. Tetapi kasus-kasus seperti itu sangat kecil jumlahnya. Di sebagian besar pabrik, para pekerja cukup pandai untuk bisa menjalankan industri tanpa bos.  

Para pemilik berupaya memalsukan pembukuan, menyembunyikan pemesanan; Komite Pekerja Pabrik dipaksa untuk mencari cara mengontrol pembukuan. Para pemilik mencoba mengeluarkan peralatan pabrik―sehingga komite harus menetapkan bahwa tidak boleh ada yang keluar masuk pabrik tanpa izin. Ketika pabrik hendak tutup karena kurangnya bahan bakar, bahan baku, atau pemesanan, Komite Pekerja Pabrik harus mengirim orang sampai melintasi separuh Rusia ke pertambangan, atau ke Kaukasus untuk mengambil minyak, ke Krimea untuk mengambil kapas; dan agen-agen harus dikirim oleh para pekerja untuk menjual produk pabrik. Di tengah rusaknya rel kereta api, agen-agen komite harus membuat kesepakatan dengan Serikat Pekerja Kereta Api untuk mengangkut barang-barang. Untuk berjaga-jaga dari pemecah-pemogokan[7], komite harus mengambilalih fungsi mempekerjakan dan memberhentikan pekerja.

Jadi, Komite Pekerja Pabrik adalah produk dari kekacauan di Rusia, dipaksa oleh kebutuhan untuk mempelajari bagaimana mengelola industri, sehingga jika saatnya tiba, para pekerja Rusia bisa mengambilalih kendali yang aktual hanya dengan sedikit gesekan.

Sebagai contoh bagaimana massa bekerja sama, ada peristiwa dua ratus ribu pood[8] batu bara yang diambil dari bunker armada kapal perang Laut Baltik pada bulan Desember, dan diserahkan oleh komite-komite pelaut untuk membuat pabrik-pabrik di Petrograd tetap jalan selama kelangkaan batu bara.

Pabrik Obukhov adalah pabrik baja pemasok Angkatan Laut. Ketua komite Obukhov adalah seorang Rusia-Amerika bernama Petrovsky, yang di sini terkenal sebagai seorang anarko. Pada suatu hari, kepala departemen torpedo memberitahu Petrovsky bahwa departemennya harus tutup karena kemustahilan mendapatkan sejenis tabung kecil yang digunakan dalam pembuatan torpedo. Tabung itu dibuat oleh sebuah pabrik di seberang sungai, yang produknya sudah dipesan pabrik lain untuk tiga bulan ke depan. Penutupan departemen torpedo memiliki arti empat ratus orang akan kehilangan pekerjaan.  
    
‘Saya akan urus tabung itu’, kata Petrovsky. Ia langsung pergi ke pabrik tabung, di mana alih-alih menemui manajernya, ia mencari ketua Komite Pekerja Pabrik setempat. ‘Kawan,’ katanya, ‘jika kami tidak mendapatkan tabung itu dalam dua hari, departemen torpedo kami harus tutup, dan empat ratus orang akan kehilangan pekerjaan.’

Ketua komite itu pun melihat pembukuan pabriknya, dan menemukan bahwa beberapa ribu tabung sudah dipesan oleh tiga pabrik swasta di dekat situ. Dia dan Petrovsky kemudian mendatangi tiga pabrik ini dan menemui ketua Komite Pekerja Pabrik setempat. Di dua pabrik, ditemukan bahwa tabung-tabung itu tidak diperlukan dalam jangka waktu dekat; dan di hari berikutnya, tabung-tabung itu dikirim ke Pabrik Obukhov, dan departemen torpedo pun tidak jadi tutup.

Di Novgorod, terdapat sebuah pabrik tekstil. Saat pecahnya revolusi, si pemilik mengatakan kepada dirinya. ‘Ini dia, masalah datang. Kita tidak akan bisa menghasilkan laba sama sekali jika revolusi terus berlangsung. Mari kita tutup pabrik sampai momen ini berakhir.’ Jadi, dia menutup pabrik, dan dia serta tenaga kantor, para ahli kimia, insinyur dan manajer, pergi dengan kereta api ke Petrograd. Keesokan paginya, para pekerja membuka pabrik itu.   

Para pekerja ini mungkin kurang pandai dibandingkan kebanyakan pekerja. Mereka tidak tahu apa-apa tentang proses teknik manufaktur, pembukuan atau manajemen, atau penjualan. Mereka membentuk Komite Pekerja Pabrik, dan menemukan stok sejumlah bahan bakar dan bahan baku, dan mulai bekerja untuk memproduksi kain katun.

Tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kain katun setelah diproduksi, mereka pertama-tama membantu diri mereka sendiri dengan mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Selanjutnya, karena beberapa mesin tenun rusak, mereka mengirim seorang delegasi ke sebuah pabrik mesin di dekat situ dan mengatakan bahwa mereka akan memberikan kain katun sebagai ganti dari bantuan mekanik. Setelah ini selesai, mereka membuat kesepakatan dengan koperasi kota setempat, mereka akan memasok kain sebagai ganti dari makanan. Mereka bahkan memperluas prinsip barter sampai sejauh menukar segulung kain untuk bahan bakar dengan penambang batu bara di Kharkov, dan dengan Serikat Pekerja Kereta Api untuk transportasi.

Tetapi, akhirnya mereka membanjiri pasar lokal dengan kain katun, dan kemudian mereka menghadapi permintaan yang tidak bisa dipuaskan oleh kain―sewa. Ini terjadi pada masa Pemerintahan Sementara ketika masih ada tuan tanah. Sewa harus dipuaskan dengan uang. Jadi, mereka mengisi kereta api dengan kain dan, di bawah tanggung jawab seorang anggota komite, mengirimnya ke Moskow. Si anggota komite meninggalkan keretanya di stasiun dan turun ke jalan. Ia mendatangi sebuah gerai penjahit dan menanyakan apakah si penjahit memerlukan kain.

‘Berapa banyak?’ tanya si penjahit.

‘Satu kereta penuh,’ jawab si anggota komite.

‘Berapa harganya?’

‘Saya tidak tahu. Kamu biasa bayar berapa untuk kain?’

Si penjahit mendapatkan kainnya dengan sangat murah, dan si anggota komite yang tidak pernah melihat uang sebanyak itu pada satu waktu, kembali ke Novgorod dengan sangat gembira.

Jadi, di seluruh Rusia, para pekerja mendapatkan pendidikan yang diperlukan dalam dasar-dasar produksi industri dan bahkan distribusi, sehingga ketika Revolusi November terjadi, mereka dapat mengambil tempat mereka dalam mesin kontrol pekerja.

Pada Juni 1917, diadakan pertemuan pertama delegasi komite pekerja pabrik. Pada saat ini, komite itu belum banyak tersebar di luar Petrograd. Itu adalah pertemuan yang luar biasa, terdiri dari delegasi-delegasi pekerja lapis bawah yang sebenarnya, sebagian besar dari mereka adalah Bolshevik, banyak dari mereka yang Anarko-Sindikalis; dan karakternya adalah memprotes taktik serikat pekerja. Di dunia politik, kaum Bolshevik menegaskan kembali bahwa tidak ada kalangan sosialis yang boleh berpartisipasi dalam pemerintahan koalisi dengan borjuis. Pertemuan delegasi komite pekerja pabrik mencatatkan sikap yang sama terhadap industri. Dengan kata lain, kelas pengusaha dan pekerja tidak memiliki kepentingan yang sama; tidak ada pekerja sadar kelas yang boleh menjadi anggota dewan konsiliasi atau arbitrase kecuali untuk memperkenalkan tuntutan para pekerja kepada pengusaha. Tidak ada kontrak antara pengusaha dengan pekerja. Produksi industri harus dikendalikan sepenuhnya oleh para pekerja.

Pada awalnya, serikat pekerja menentang keras Komite Pekerja Pabrik. Tetapi komite pekerja pabrik, yang berada dalam posisi memegang komando industri di jantungnya, dengan mudah memperluas dan mengkonsolidasikan kekuatan mereka. Banyak pekerja tidak melihat pentingnya bergabung dengan serikat pekerja; tetapi, semua dari mereka melihat pentingnya berpartisipasi dalam pemilihan komite pekerja pabrik yang mengontrol secara langsung pekerjaan mereka. Di sisi lain, komite pekerja pabrik mengakui nilai dari serikat pekerja; tidak ada pekerja baru yang dipekerjakan kecuali dia bisa menunjukkan kartu keanggotaan serikat; adalah komite pekerja pabrik yang menerapkan secara lokal peraturan serikat pekerja yang berbeda-beda. Pada saat ini, serikat pekerja dan Komite Pekerja Pabrik bekerja dengan harmoni yang sempurna, masing-masing memainkan perannya.

KEPEMILIKAN SWASTA atas industri di Rusia belum dihapuskan. Di banyak pabrik, pemilik masih memegang hak milik dan diperbolehkan mengambil laba secara terbatas dari investasinya, dengan syarat ia bekerja untuk keberhasilan dan meningkatkan ruang lingkup perusahaannya; tetapi kontrol dilucuti darinya. Industri yang pemiliknya berupaya menutup pabrik dari pekerjanya, atau mencoba menghalangi operasi pabrik dengan penipuan atau kekerasan, akan segera disita oleh para pekerja. Kondisi, jam dan upah di semua industri, baik swasta maupun milik pemerintah, adalah sama.  

Alasan kelangsungan hidup semi-kapitalisme ini dalam sebuah negara proletar terletak pada keterbelakangan kehidupan ekonomi di Rusia, lingkungan sekitarnya yang terdiri dari negara-negara kapitalis yang sangat terorganisir, dan kebutuhan untuk segera menjalankan produksi industri di Rusia untuk memerangi tekanan industri asing.

Badan dengan mana negara mengontrol industri, baik tenaga kerja dan produksi, dinamakan Dewan Kontrol Pekerja. Badan pusat ini, yang berkedudukan di ibu kota, terdiri dari delegasi-delegasi yang dipilih dari Dewan Kontrol Pekerja daerah, yang terdiri dari anggota Komite Pekerja Pabrik, pengurus Serikat Profesional, dan insinyur serta ahli teknik. Sebuah komite eksekutif pusat yang mengelola urusan tiap daerah, terdiri dari pekerja biasa, tetapi mayoritasnya adalah pekerja dari distrik-distrik lain agar keputusan-keputusannya tidak bias kepentingan golongan. Dewan-dewan lokal merekomendasikan kepada Dewan Seluruh-Rusia penyitaan pabrik-pabrik, melaporkan kebutuhan bahan bakar, bahan baku, transportasi dan tenaga kerja di distrik mereka, dan membantu para pekerja untuk belajar mengelola berbagai industri. Dewan Seluruh-Rusia memiliki kekuasaan untuk menyita pabrik-pabrik dan memeratakan sumber daya ekonomi di daerah yang berbeda-beda.

Jika bukan karena organisasi-organisasi demokratis yang sudah ada sebelum revolusi, tidak diragukan lagi revolusi Rusia akan bertekuk lutut jauh sebelum saat ini. Mesin distribusi komersial yang normal sudah hancur total. Hanya komunitas koperasi konsumen yang mampu memberi makan rakyat, dan sistem mereka telah diadopsi oleh pemerintah kota, bahkan oleh pemerintah pusat. Sebelum revolusi, ada lebih dari dua belas juta anggota komunitas koperasi di Rusia. Ini adalah cara yang sangat alamiah bagi orang-orang Rusia untuk berhimpun, karena kemiripannya dengan koperasi primitif yang ada di kehidupan desa Rusia selama berabad-abad. Di pabrik Putilov, di mana lebih dari 40.000 pekerja dipekerjakan, komunitas koperasi memberikan makanan, tempat tinggal dan bahkan pakaian untuk lebih dari 100.000 orang―mengirim orang sampai ke Inggris untuk mendapatkan pakaian.

Kualitas orang Rusia seperti inilah yang dilupakan oleh orang-orang yang menganggap Rusia tidak bisa memiliki sebuah pemerintahan karena tidak ada kekuatan yang terpusat; dan yang gambaran mentalnya tentang Rusia adalah sebuah komite budak di Moskow, dengan bosnya Lenin dan Trotksy, serta dipertahankan oleh tentara bayaran Garda Merah. Justru sebaliknya yang benar. Organisasi-organisasi yang sudah saya jelaskan direproduksi di hampir setiap komunitas di Rusia. Dan jika ada bagian besar dari Rusia yang dengan serius menentang pemerintahan Soviet, maka Dewan-Dewan Rakyat tidak akan bisa bertahan dalam satu jam.

Catatan:

[1] Pangeran Agung Michael adalah adik termuda Nicholas Tsar II. Ketika Tsar turun tahta karena tekanan massa, ia mengangkat Pangeran Agung Michael untuk menggantikannya, tapi Pangeran Agung Michael menolak naik tahta―penerjemah.
 
[2] Gendarmerie adalah pasukan militer yang berfungsi untuk penegakan hukum sipil―penerjemah.
 
[3] Majelis Konstituante adalah lembaga pembuat konstitusi di Rusia yang terbentuk melalui sebuah pemilihan umum pada November 1917. Pada awalnya, Bolshevik mendukung Majelis Konstituante, ikut dalam pemilihannya, dan memperoleh kursi terbanyak kedua setelah Partai Sosialis Revolusioner. Namun, karena dalam perkembangannya Majelis Konstituante menentang pemerintahan Soviet, kaum Bolshevik pun menentangnya balik. Adapun Majelis Konstituante dibubarkan oleh pemerintahan Soviet pada Januari 1918―penerjemah.
 
[4] Garda Merah (Red Guards) adalah milisi rakyat pekerja yang terbentuk pada masa revolusi. Dalam perkembangannya, mereka menjadi basis dari pembentukan Tentara Merah―penerjemah.
 
[5] Pada 1917, Partai Sosialis Revolusioner mengalami pembelahan. Sayap kanannya mendukung pemerintahan sementara, sementara sayap kirinya menginginkan revolusi sosialis―penerjemah.
 
[6] Cossack adalah semacam lapisan jawara-pengembara yang berasal dari Slavia Timur. Pada masa Tsar, mereka suka digunakan sebagai bagian dari pasukan keamanan atau militer Rusia―penerjemah.
 
[7] Pemecah-pemogokan (strike-breakers) adalah pekerja yang tetap bekerja meski sedang ada pemogokan di pabriknya. Biasanya mereka bukanlah pekerja lama di pabrik yang sedang mogok, tapi adalah orang-orang baru yang dipekerjakan untuk mengganti pekerja yang sedang mogok―penerjemah.
 
[8] Pood adalah ukuran berat yang setara dengan 16,38 kg―penerjemah.

Comments

Popular posts from this blog

Materialisme Historis: Metode Analisis Sosial Marxis

Produktivitas Buruh Meningkat, Upah Riil Stagnan

Israel dan Palestina: sebuah kisah kolonialisme modern